Masih dalam rangkaian kegiatan menyambut peringatan Hari Jadi ke-22 Kota Batu, pagelaran seni bantengan digelar di Sendratari Arjuna Wiwaha pada Sabtu (7/10) malam. Acara seni budaya ini dihadiri langsung oleh Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pariwisata, Arief As Siddiq, dan juga ratusan masyarakat Kota Batu.

Pagelaran seni bantengan dengan lakon “Banteng Gandrung Tinanding Roso” ini merupakan kolaborasi antara seni tari, bantengan, dan pencak silat yang dibalut dengan cerita tentang kesengsaraan rakyat Indonesia di masa kolonial hingga perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih di Hotel Yamato, Surabaya.

Pagelaran ini ditampilkan oleh grup bantengan Rogo Wilis dari Kelurahan Sisir, Kota Batu. Nama grup ini diambil dari nama Kampung Wilis yang ada di Jalan Arjuno. Awalnya, grup ini adalah grup bela diri dengan nama Putra Jaya Buana (PJB), yang lalu berkembang menjadi grup bantengan.

Rogo Wilis sendiri saat ini memiliki sekitar 150 anggota putra dan putri yang berasal dari berbagai latar belakang dan daerah. Di Rogo Wilis, mereka mempraktikkan berbagai jenis seni bela diri tanpa membedakan jenis kelamin. Namun, khusus untuk seni bantengan, anggota perempuan hanya diberi peran dalam pementasan drama dan tarian.

Salah satu yanng membedakan antara grup bantengan Rogo Wilis dan grup bantengan lainnya adalah grup Rogo Wilis mampu mementaskan drama kolosal dengan berbagai cerita asal-usul sebuah daerah. Grup ini juga memiliki alur cerita yang terstruktur untuk pertunjukan yang mereka sajikan kepada para penontonnya. Termasuk dalam pementasan kali ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.